JAKARTA – Gas elpiji 12 kg non-subsidi di Kota dan Kab.Sorong, Provinsi Papua Barat sepekan ini mengalami kelangkaan serta harga di tingkat pengecer mencapai Rp500 ribu/tabung.
Pantauan di sejumlah pengecer elpiji Sorong, bulan februari lalu harga gas elpiji 12 kg non-subsidi berkisar Rp400-Rp500 ribu/tabung dan stok terbatas.
Salah satu pengecer elpiji mengaku menjual gas elpiji 12 kilogram non-subsidi seharga Rp500.000/tabung karena harga di agen naik serta stok terbatas.
Pengecer mengatakan, harga gas elpiji 12 kilogram non-subsidi di tingkat agen sebesar Rp275.000/tabung namun pengecer menaikkan harga hingga Rp500.000 karena pemerintah belum mengatur standar harga elpiji.
“Jika pemerintah mengatur standar harga elpiji maka pengecer tidak akan menaikkan harga sesuka hati,” kata salah satu pengecer disana.
Menurut salah satu pengecer disana, tingginya harga elpiji tidak berdampak terhadap masyarakat Kota dan Kabupaten Sorong karena masyarakat pada umumnya lebih banyak menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar bila dibandingkan elpiji. Terkecuali pemilik usaha warung makan dan restoran.
Sementara itu, salah satu pemilik usaha warung makan di Sorong mengatakan, pemilik usaha warung makan dan restoran menaikkan harga makanan untuk memperoleh keuntungan karena harga gas elpiji di tingkat pengecer mencapai Rp500.000/tabung.
Dia berharap pemerintah Kota dan Kabupaten Sorong segera mengatasi kesulitan mendapatkan elpiji serta tingginya harga bahan bakar itu.
Diambil dari berbagai sumber.